Translate

Home » » Analisis Soal dan Kemampuan Guru

Analisis Soal dan Kemampuan Guru



Peran seorang Motivator dan Trainer, jauh lebih sulit dibandingkan seorang guru. Seorang Motivator atau Trainner jika sudah mempresentasikan pengalaman dan ilmunya kepada audiens, sudah cukup apalagi dengan jumlah peserta yang membludak. Seorang Motivator atau trainner  setelah selesai menyampaikan ilmunya tidak perlu mengukur sejauh mana ilmunya dapat diserap atau seberapa banyaknya perubahan yang telah terjadi pada audiensnya. 
Lain lagi dengan seorang Guru, apabila seorang guru telah mengajar selalu dilanjutkan dengan penilaian dan evaluasi, guru akan melihat sejauhmana ilmu yang disampaikannya dapat diserap oleh siswa, dan seberapa besar terjadinya perubahan sikap dalam diri siswa. 
Jika siswa di sekolah tersebut banyak sekali yang mendapat nilai bagus, seorang guru jangan dahulu bersuka cita, demikian pula dengan banyaknya siswa yang memperoleh nilai jelek, guru jangan dulu berkecil hati. Mengapa? karena disitulah terdapat masalah. Masalah apa? Instrumen penilaian. Apakah instrumen penilaiannya sudah mengukur apa yang kita ukur atau dengan istilah ilmiah dinamakan "validitas". Cukup sampai disitu? belum, mungkin saja instrumen atau soal yang kita bikin itu terlalu mudah, sehingga banyak yang mendapatkan nilai bagus. Atau, mungkin soal yang kita buat itu terlalu sukar buat siswa sehingga nilainya pada kecil-kecil.
Oleh karena itu fungsi guru yang satu ini jarang sekali dilakukan yaitu melakukan evaluasi. Namun dalam hal ini bukan hanya sekedar evaluasi, akan tetapi harus menganalisis soal yang dievaluasikan, dengan nama kegiatan menganalisis butir soal evaluasi.
Melalui analisis butir soal inilah, kita bisa menilai sejauh mana keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar yang telah dilakukan. sebab melalui Analisis butir soal kita akan mengetahui (1) Validitas soal yang telah diberikan, (2) mengukur sejauh mana tingkat kesukaran soal yang diberikan, apakah terlalu mudah, sedang atau terlalu sukar. (3) Menganalisis soal-soal manakah yang layak untuk digunakan, revisi atau diganti, (4) Seberapa banyak siswa yang harus melakukan perbaikan, agar mencapai ketuntasan belajar untuk tiap Kompetensi Dasar, (4). Sebagai bahan repleksi untuk memperbaiki langkah-langkah yang menjadi kekurangan dalam Kegiatan Belajar Mengajar.
Apabila semua guru melakukan hal ini maka kita yakin bahwa kualitas pendidikan akan meningkat.  
Share this article :

1 komentar:

Anonymous said...

iya...yah.... mungkin karena sering gak ada waktu untuk menganalisis

Post a Comment

 
Support : Copyright © 2011. Intisari Pendidikan.blogspot.com - All Rights Reserved